Kamis, 08 Maret 2018

Riak Menuntas Temu

Hasil gambar untuk kopdar akbar ODOP Jogja
sumber gambar: One Day One Post


Pada itungan waktu yang melerai, pijakan langkah bergumam hingga mengutip ejaan. “Nanti bertemu.” Ucapmu kemudian. Sementara  diriku masih dalam situasi bimbang menentu pilihan.

Kembaliku tarik kalender dimeja belajarku, membuka dan mencocokan kembali setiap bilangan angka yang tertera. “Adakah temu benar adanya?” aku bergumam seolah nyata tak berkemungkinan.

Detik menghitung rasa, yang kini kian menggema. Mendekat tepat pada hitungan yang dirasa semakin benar. Maya semakin menyiksa kala cumbu semakin mesra. Kuputuskan memilih dan ikut.

 ***

Yogya. 3-4 Maret 2018

Adalah saksi bahwa sapa adalah benar, bahwa rindu tak pernah salah dan bahwa temu adalah nyata adanya. Sosok-sosok yang dikenal melalui maya, dengan begitu mesra dan sebegitu perhatian hanya karena sebuah tulisan. Benar, hanya tulisan. Kini kutatap mereka dengan pasti, sapa yang biasa bertegur ‘Hai’ dengan emoticon senyum pun berubah nyata dengan saling sapa dan tak lupa berjabat.

Haru dan tak percaya hampir merajai ingatanku, seperti sebelumnya kukatakan ketidakkemungkinan tuk bersua. Namun rindu menggema, menjelma riak menuntas temu. Seperti kehilangan yang menunggu kehadiran.

Pantai Indrayanti

Stasiun lempuyangan, sebagai pengantar bahwa temu terjadi. Tak berpandang tentang senioritas maupun junioritas, tak berpilih menentu temu. Pantai Indrayanti dan bukit Pantai Krakal, permulaan bahwa dekat tak berarti sering bertemu. Namun, tulisan mencipta penulisnya mengikat rindu yang semakin menggebu.

Tempat penginapan

Griya Langenstran, tempat sua bercumbu itu benar. Kucoba meyakinkan diri, namun sentuhan jemari pada sisi kulit yang sensitive ini menyadarkan bahwa jumpa adalah benar. Tawa yang biasa hanya sekedar tulisan Hahaha di layar ponsel, berubah menjadi bahakan tawa yang menyirai mata. Bibir tersungging hingga ke ujungnya, menyimpit mata yang semakin terlihat mengecil.

Apakah kutersudut?

Tidak. Tidak sama sekali. Bahkan mereka seperti keluarga, canggung yang biasanya menjadi andalan sebuah pertemuan, tetiba ia hilang, raib dimakan rindu.

Yogya, riak menuntas temu pada asa berwarna kelabu. Semoga semangat tetap menggebu, seperti rindu  yang ingin selalu bertemu.

***

Terimakasih untuk segenap panitia. Pak Suparto dan Mbak Hiday selaku penasihat One Day One Post (ODOP) dibawah Bang Syaiha sebagai Founder yang menggagas komunitas menulis yang sekeren tanpa biaya apapun. Kepada Kang Heru yang jauh-jauh dari Jawa Timur sebagai ketua umum ODOP periode I, dan kepada Mas muda, MS. Wijaya sebagai ketua umum periode II yang menjabat hingga tahun sekarang.

Kepada Uni Riesa dari Batch 1 yang hampir gagal ikut kopdar akbar ini, Aa gilang yang suka komedi dari Batch 2, ada Kak Ciani batch 2 yang banyak orang bilang sikembarnya Renee, Mba Sakifah batch 2 yang sudah bersedia menampung acara ini, ada Bunda Juni batch 2 sebagai sponsor tempat penginapan (hihihi), Bunda Tita batch 3 yang sudah menyuguhi aneka kue-kue meski pizza-nya gak kebagian. :’( ada Mba Nova batch 3 sekaligus Pije kelas non-fiksi yang ketje, Mba Mabruroh batch 3 salah satu Pije batch 4 yang kalem, ada Iput batch 3 ragil yang suka bikin rame grup, ada Mr. Baper Kakek Pazli eh Kak Fadhli :D batch 3 yang langganan juara lomba Puisi, ada Mas Rouf batch 3 yang membuka acara dengan tilawatil qur`an surah Ar-Rahman, 15 ayat.

Dan yang tak disangka ada Mas Wakhid atau Mas Suden batch 4 yang ternyata pendiem sekali berbeda dengan maya yang kadang agak gimana gitu. Wkwkwk. Ada Mba Widyanua batch 4 yang sudah menyerahkan anak-anaknya dalam pemantaun Pak Suami demi “Me Time”nya bersama ODOP. Hihihi. Ada A Alfian, siputih nyunda yang cadel hihihi, ada Lutfi batch 4 yang biasa dikenal sebagai  kaki tangannya Pak Founder sebab muridnya di Pesantren Rumah Muda Indonesia dan sebagai mimin ODOP hihi, ada Mas Muhammad batch 4, Adik kandung Mba Sakifah yang sudah bersedia wara-wiri di Yogya, dan ada saya, Renee batch 4 yang nemuin kembaran. Hahaha.

Ada pula Pakde Walimin batch 5, sebagai penengah. Mba Leska batch 5 yang lagi pengen bisa puisi agar bisa gombalin suaminya, katanya. Dan ada Anik batch 5, yang ternyata anak didiknya Mas Rouf. Tiga perseta bacth 5 ini masih dalam proses kelas yang masih sisa sekitar tiga pekan lagi.

Dan tak lupa untuk Mba Tea-tea batch 4 yang sudah berkenan mensponsori souvenir kopdar, meski yang bersangkutan belum bisa ikut menghadiri. Mug cantik yang menemani kopi pagi hari. Ngopi apa ngopi, diem-diem bae. Hahaha.

Dokumen foto dari Mas Suden

Terimakasih untuk semua yang sudah hadir, maaf jika ada kesalahan penyebutan nama dan angkatan. Semoga rindu tetap tercipta, agar sua semakin bermakna.

Kuakhiri kisah gagal move on ini dari Quote, Pak Suparto:

“Teruslah membaca dan menulis untuk menginspirasi.”


Sampai bertemu kembali dikopdar akbar selanjutnya. Insyaa Allah.

#KopdarAkbarODOP1
#OneDayOnePost

10 komentar:

  1. Cakepp...sampai jumpa di pertemuan berikutnya,ren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Insyaa Allah
      nunggu yang di Jakarta bulan depan ah hikshiks

      Hapus
  2. Hua... aku emang kalem kan Ren... kamu aja yg ngerasa beda. Wkwk. Senang ya jumpa kalian2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku berbeda apa? haha
      Iya mas, seneng. Sayangnya gak pda nginep semua, jdi ktemu sekilas aja nih

      Hapus
  3. Mbak widya mana foto nya..

    Eh tulisan kalian bikin mupeng kopdar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada di foto paa batch 4, samping kanan mas suden, dan samping kiri ren.

      Yuk mba, insyaa Allah bulan dpn d jkt brg mba hiday yg kbetulan baru dri Eropa.

      Hapus
  4. Pertemuan yang sangat bermanfaat ya, Mbak.

    BalasHapus